Senin, 31 Januari 2011

Dendam Berujung Maut

                 Dua tahun yang lalu di sebuah kota kecil di sudut kota Bandung. Dua orang sahabat yang telah membina persahabatan selama 2 tahun meninggal dengan Cara yang tragis. Mereka adalah Dea dan Viola. Viola adalah gadis yang baik hati, pendiam, cerdas, dan disukai banyak orang. Sedangkan Dea ialah gadis yang pemarah, egois, manja, tetapi juga pintar. Saat itu mereka duduk di bangku kelas 2 SMA. Dea sangat ingin menandingi kecerdasan Viola, terlebih di bidang kimia. Dea selalu belajar mati matian demi mendapatkan nilai yang jauh lebih tinggi dari sahabatnya itu. Dan sebenarnya, Dea hanya ingin memanfaatkan Viola sebagai sahabat. Ia ingin mendapatkan cara mudah untuk mempelajari kimia. Namun, selalu gagal. Mereka juga sering mengikuti berbagai olimpiade SCIENCE yang digelar oleh Universitas terkemuka di Bandung, dan di luar kota. Dan selalu saja Viola lah yang menjadi sang jawara. Hal itu tentu membuat rasa kedengkian Dea terhadap sahabatnya itu kian memuncak.
                 11/02/09, tanggal di mana mereka akan mengikuti olimpiade SCIENCE di Jakarta. Niat buruk Dea tiba tiba muncul dalam benaknya. Ia bermaksud meracuni sahabatnya dengan racun tikus yang amat mematikan. Dua minggu menjelang perlombaan, tak ada komunikasi di antara mereka. Viola bingung, dia tak tau apa yang harus ia lakukan. Saat Viola mengajak Dea bicara baik baik, Dea hanya diam. Sesekali Dea menjawab dengan nada tinggi. Viola berusaha menenangkan, akan tetapi usaha itu sirna. Dan Dea pun semakin menjauh. Viola menangis di dalam hati. Mereka tetap mempersiapkan ajang tersebut. Seminggu sebelum berperang, siasat jahat Dea ia laksanakan. Ia membalaskan dendam yang diam diam pendam. Suatu hari, Dea mengajak Viola datang ke rumahnya. Viola mengira Dea akan kembali bersamanya. Hatinya berbunga bunga mendengar berita tersebut. Tetapi, kenyataan berkata lain. Mereka sempat bercengkrama saat menuju rumah Dea.
                  Dea mempersilakan Viola untuk duduk di ruang tamu. Kemudian, ia menuju dapur untuk membuat jus jeruk kesukaan mereka. Tanpa sepengetahuan Viola, ia memasukkan racun tikus yang ia miliki ke dalam gelas Viola. Setelah itu, ia membawa jhus mematikan itu ke ruang tamu. Mereka pun meminumnya. Dea tersenyum melihat sang sahabat menenggak jus racun buatannya. Setelah itu,  Viola merasa pusing, dan akhirnya tergeletak di lantai. Dea mendapati sahabatnya tersebut menghembuskan nafas yang terakhir. Rasa puas menyelimuti hatinya. Dalam benaknya, tiada lagi yang bisa menghalanginya untuk menjadi juara dalam ajang yang akan ia ikuti.
                   Satu minggu setelah kepergian Viola, Dea merasa lega. Ia pun terus belajar tanpa menghiraukan apapun. Akan tetapi, ketika 7 hari sepeninggal sahabatnya itu, lambat laun ia mulai gelisah. Tidak tenang ketika melakukan rutinitasnya. Seolah olah ada yang slalu mengikutinya saat ia hendak melakukan sesuatu.Saat ia menuju ruang tamu, sesosok gadis cantik tersenyum padanya. Dia pun shock. Ternyata yang dilihatnya ialah arwah Viola. Setiap saat ia dihantui arwah Viola yang memanggil manggil namanya. Dea tak pernah bisa berkonsentrasi dalam belajar. Suatu ketika, saat Dea sedang asik mendengarkan musik favoritnya, bulu kuduknya tiba tiba berdiri. Perlahan lahan Viola mendekat dan mencekik Dea yang sedang ketakutan itu. Dea berusah menjerit minta tolong.Dea tak tau siapa ortang yang mencekiknya. Teriakannya sia sia. Tak ada satu pun yang mendengar teriakannya. Arwah Viola tersenyum puas membalaskan dendamnya. Akhirnya, Dea pun menyusul kepergian sahabatnya yang lebih dulu meninggalkannya untuk selamanya. Arwah Viola meninggalkan jasad Dea yang tergeletak di kursi ruang tamu rumahnya. Tepat di tempat Viola terkapar karenanya.

;;

By :
Free Blog Templates